Unknown
On Selasa, 23 Desember 2014
Tahukah
Anda bahwa bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib di sebagian besar
sekolah di Australia Barat? 187 sekolah (dasar dan menengah) dari 768 sekolah
di Australia Barat memiliki mata pelajaran bahasa Indonesia. Umumnya bahasa
Indonesia mulai diajarkan satu kali seminggu mulai kelas 3 SD, tapi beberapa
sekolah memulai pengajaran bahasa Indonesia di kelas 2, atau kelas 1 SD. Di
sekolah-sekolah tersebut, Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib hingga
kelas 8. Di kelas-kelas berikutnya, bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran
pilihan.
Usaha
pengajaran bahasa Indonesia di Australia Barat dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Sekolah-sekolah disana memiliki ruangan bahasa Indonesia
tersendiri. Di setiap ruangan-ruangan kelas tersebut mempunyai rasa Indonesia
yang sangat kuat. Dinding-dinding dipenuhi poster-poster mengenai Indonesia,
contoh: jenis makanan, pakaian tradisional, nama hari, nama bulan, warna (dalam
bahasa Indonesia). Ada pula boneka berseragam sekolah anak-anak SD Indonesia
(putih merah). Wayang kulit, topeng, angklung, miniatur rumah adat dan
kendaraan tradisional dipajang di rak-rak. Buku cerita, majalah dan komik
berbahasa Indonesia disediakan di rak tersendiri. Frase-frase berbahasa
Indonesia seperti selamat
pagi, selamat siang, apa kabar?,baik-baik saja, terimakasih, boleh saya ke
kamar kecil?, boleh saya pinjam…, dengarkan, tulislah,
ditulis di kertas dan dipajang di dinding untuk membantu murid-murid
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, Di sekolah menengah, poster-poster
penyanyi Indonesia juga dipajang di dinding. Guru-guru benar-benar berusaha
menampilkan apa saja yang dapat menarik minat siswa untuk mempelajari bahasa
Indonesia.
Kemudian,
para guru memeriksa kehadiran murid dengan memanggil nama mereka satu-satu.
Setiap murid menyahut ‘ada’ ketika namanya dipanggil. Di sekolah dasar,
pelajaran seperti ‘siapa namamu?’ dan ‘nama saya …’ dilakukan berulang-ulang
dengan aktivitas yang berbeda-beda. Tujuannya agar murid ingat meski jam
belajarnya terbatas. Murid-murid juga belajar bernyanyi lagu-lagu Indonesia,
misalnya Burung Kakatua (mereka suka bagian trekdung, trekdung, trekdung tralala). Di beberapa kesempatan mereka belajar
bermain angklung, dan bahkan menari poco-poco. Mereka benar-benar menghargai
bahasa dan budaya Indonesia.
Jangan
sampai kita, sebagai bangsa yang memiliki bahasa dan budaya tersebut justru
tidak peduli atau malah lebih parah, menjunjung tinggi budaya barat dan
melupakan budaya sendiri.
Made By Dwicky Ari Pandawa. Diberdayakan oleh Blogger.
iya saya setuju bahasa indonesia bisa menjadi bahasa yang mendunia